
Jakarta - Pekan kedua BRI Super League 2025/2026 akan menyajikan laga yang sarat gengsi. Persita Tangerang akan menjamu Persebaya Surabaya di Indomilk Arena, Sabtu (16/8/2025) malam.
Pertemuan ini bukan sekadar perebutan tiga poin, tetapi juga ajang unjuk taktik dua pelatih asal Spanyol yang sama-sama membawa misi kebangkitan.
Eduardo Perez, pelatih Persebaya yang lahir di Madrid, datang dengan reputasi sebagai peracik taktik cepat dan efisien.
Di sisi lain, Carlos Pena, juru taktik Persita yang berasal dari Salamanca—kota dengan tradisi sepak bola yang kental—punya filosofi berbeda yang mengedepankan kekuatan pertahanan dan transisi cepat.
Pertarungan ini layaknya adu Matador di arena corrida. Dua maestro strategi asal Negeri Matador akan saling menguji kecerdikan, keberanian, dan kemampuan membaca gerak lawan.
Dalam kultur Spanyol, Matador bukan sekadar penantang banteng, tetapi juga simbol keteguhan hati, kelincahan, dan strategi mematikan.
Kedua pelatih datang dengan beban yang sama beratnya. Pada pekan pertama, Persebaya harus menelan kekalahan 0-1 di kandang dari PSIM Yogyakarta (8/8/2025). Hasil yang mengecewakan Bonek.
Sementara Persita lebih menderita lagi setelah dibantai 0-4 di kandang Persija Jakarta pada pekan pertama lalu (10/8/2025). Tekanan suporter pun tak terelakkan bagi kedua kubu.
2 Pelatih dengan Filosofi Berbeda

Eduardo Perez mengandalkan formasi 4-3-3 dengan pendekatan defensif di awal untuk menjaga kestabilan lini belakang, lalu melancarkan serangan cepat begitu lawan lengah.
Lisensi Pro UEFA yang dimilikinya menjadi bekal meramu strategi matang demi mengembalikan kepercayaan publik Surabaya. Ia harus segera menunjukkan hasil jika tak ingin nasibnya di Persebaya terancam terlalu cepat.
Di sisi lawan, Carlos Pena membawa gaya khas 5-3-2 yang memprioritaskan pertahanan rapat dan serangan balik dari sayap. Skema ini kerap membuat lawan frustrasi karena minim celah di sektor tengah.
Pena, yang juga mengantongi Lisensi Pro UEFA, sadar laga melawan Persebaya menjadi ujian penting, terutama setelah kekalahan telak pekan lalu. Dukungan publik Indomilk Arena bisa menjadi energi tambahan, tetapi juga tekanan besar jika hasil tak sesuai harapan.
Pertemuan dua filosofi berbeda ini menjadi magnet bagi penonton. Publik ingin tahu apakah Perez mampu memecah pertahanan baja ala Pena, atau justru Pena yang sukses memanfaatkan ruang kosong di lini belakang Persebaya.
Kehadiran Bonek di Tangerang
Persebaya sangat membutuhkan kemenangan tandang untuk mengangkat moral. Bonek diperkirakan hadir dalam jumlah besar meski laga digelar di markas lawan. Kehadiran mereka diyakini bisa memompa semangat pemain Bajul Ijo yang haus poin.
Di kubu Persita, ambisi meraih kemenangan perdana musim ini membara. Carlos Pena tentu tak mau membiarkan timnya kembali kehilangan poin, apalagi di kandang sendiri.
Kedua pelatih diperkirakan akan memanfaatkan pemain asing sebagai kunci kejutan. Perez bisa mengandalkan striker jangkung Mihailo Perovic dan winger eksplosif Bruno Moreira.
Sementara Pena punya penyerang Amerika Latin, Matheus Alves, dengan naluri gol tajam serta gelandang kreatif dari Afrika, Pablo Ganet, yang piawai membelah pertahanan lawan.
Seperti duel Matador di arena, momen krusial bisa datang kapan saja. Pergantian pemain, penyesuaian formasi, hingga keberanian mengambil risiko akan menjadi faktor penentu kemenangan.
Bakal Panas Sejak Awal

Atmosfer laga diprediksi panas sejak menit awal. Persita mungkin akan menunggu dan menyerang balik, sementara Persebaya akan mencoba menekan lebih dahulu demi memecah kebuntuan.
Satu hal yang pasti, kekalahan kedua secara beruntun akan menjadi pukulan telak bagi salah satu pihak. Sebaliknya, kemenangan akan menjadi titik balik untuk memperbaiki posisi dan menjaga asa bersaing di papan atas.
Sabtu malam nanti, semua mata akan tertuju pada Indomilk Arena. Di sanalah dua Matador asal Spanyol akan menguji kelihaian strategi mereka, dan publik akan menyaksikan siapa yang keluar sebagai pemenang dari adu taktik sengit ini.
Seperti layaknya tradisi Matador di tanah kelahiran mereka, hanya yang paling tenang, paling cerdas, dan paling berani yang akan diarak sebagai pemenang. Pertanyaannya, apakah Perez atau Pena yang akan mengangkat “kain merah” kemenangan di akhir laga?