
Jakarta Korea Selatan menjadi ancaman terkuat Timnas Indonesia U-23 di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, 3 hingga 9 September 2025.
Meski begitu, Garuda Muda diyakini bisa mengimbangi bahkan mengalahkan Korea Selatan karena bergabungnya sejumlah pemain diaspora serta pemain naturalisasi anyar.
Hal tersebut dikatakan pengamat sepak bola nasional yang juga jurnalis senior, Ronny Pengemanan.
Selain Korsel, Indonesia yang berstatus tuan rumah juga akan bentrok kontra dua penghuni grup J lainnya, Makau dan Laos.
"Target kita, pasti harus juara grup. Karena hanya dengan juara grup membawa tim kita ini masuk ke putaran final di Arab Saudi," kata Ronny Pangemanan via kanal YouTube Bung Ropan.
"Tapi ingat, tidak mudah. Korea Selatan lawan yang paling berat yang akan dihadapi Marselino Ferdinan dan kawan-kawan. Kalau dengan Makau atau dengan Laos, tidak terlalu berat buat kita saya pikir. Saya rasa, bermain di kandang dengan kualitas pemain-pemain kita di atas dua tim yang saya sebut tadi kita bisa menang," imbuhnya.
Amunisi

Menurut Ronny Pangemanan, Garuda Muda punya amunisi yang tak kalah kuat dari Korsel. Masuknya sederet wajah-wajah baru membuat Indonesia semakin percaya diri.
"Tapi dengan Korea Selatan, ini berbahaya buat kita karena mereka tim yang sangat kuat. Kita tahu bersama, mengalahkan Korea Selatan tidak mudah," ujar Ronny Pangemanan.
"Tetapi dengan pemain-pemain yang bagus dan yang punya kualitas, saya rasa bagi kita bisalah mengatasi Korea Selatan. Karena amunisi yang akan diangkut nanti tetap dengan pelatih yang sama yakni Gerald Vanenburg".
"Materi pemain mungkin saja berbeda, bahkan separuhnya adalah pemain-pemain baru. Mungkin saja 10 pemain yang saya lihat bisa dibawa. Mungkin Dony Tri, Muhammad Ferarri, Kadek Arel, Achmad Maulana, Arkhan Fikri, Robi Darwis, Toni Firmansyah, Alfharezzi Buffon, Muhammad Ardiansyah, Cahya Supriadi, dan Jens Raven," tukasnya.
Kans Pemain Diaspora Gabung

Mengingat misi ke putaran final harus bisa dicapai, Gerald Vanenburg bakal memanggil pemain diaspora atau pemain naturalisasi yang bermain di kompetisi domestik.
"Itulah, antara 10 atau 11 pemain yang bisa dibawa kalau melihat pertandingan yang sudah kita di Piala AFF U-23 kemarin. Selebihnya saya pikir justru dari luar. Pemain-pemain diasporalah. Pemain-pemain abroad yang bermain di luar negeri," tutur Ronny Pangemanan.
"Masih ada Marselino Ferdinan, Ivar Jerner, Justin Hubner. Kalau pemain lainnya mungkin Rafael Struick. Kemudian ada dua pemain di belakang Tim Geypens dan kemudian juga ada Dion Markx. Dua anak muda ini tdak terpakai."
"Tadinya mereka diplot untuk ikut di Piala Asia di bawah coach Indra Sjafri di China. Tetap karena telat, akhirnya mereka tidak masuk di U-23 kemarin di Piala AFF. Rupanya mereka disiapkan Gerald Vanenburg untuk bertanding di kualifikasi U-23 di Sidoarjo."
Tambahan Amunisi
Striker anyar yang sebentar lagi dinaturalisasi Mauro Zijlstra serta pemain keturunan lainnya yang belum sempat dimainkan juga berpotensi bergabung.
"Lalu, yang dinanti-nantikan adalah Mauro Zijlstra. Mauro Zijlstra sedang menjalani proses untuk naturalisasi menjadi warga negara Indonesia. Ketersediaan Mauro Zijlstra penting sekali. Bukan saja di U-23, tetapi juga pelapis Ole Romeny di timnas senior"
"Apalagi kalau ada tambahan satu pemain yang diperbincangkan saat ini yaitu Miliano Jonathans. Kemungkinan besar dia juga akan dinaturalisasi. Tambah kuat lagi. Dia bisa sebagai gelandang serang, bisa bermain melebar bermain sebagai flank," pungkas Ronny Pangemanan.