Jakarta - Timnas Malaysia U-23 bakal menjadi pesaing utama Timnas Indonesia U-23 di Grup A Piala AFF U-23 2025. Indonesia menjadi tuan rumah turnamen yang akan dimainkan pada 15 hingga 29 Juli 2025.
Di Piala AFF U-23, Malaysia akan memulai perjalanan sulit di Grup A melawan Filipina pada 15 Juli, diikuti oleh Brunei pada 18 Juli, dan Indonesia (21 Juli) di Stadion Gelora Bung Karno.
Duel Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Malaysia U-23 menjadi laga yang paling ditunggu di fase grup Piala AFF U-23 2025. Keduanya memiliki sejarah rivalitas yang panjang.
Di bawah naungan pelatih Nafuzi Zain, Timnas Malaysia U-23 terus menghimpun kekuatan dalam sesi pemusatan latihan, maupun program peningkatan tim.
Pengalaman Pertama
Bagi Nafuzi Zain, Piala AFF U-23 2025 menjadi tantangan pertamanya karena baru menangani skuad Harimau Muda sejak Januari 2025.
Namun, mantan pelatih Terengganu FC itu mengaku sudah enam bulan terakhir berhasil mengidentifikasi pemain-pemain berbakat dan potensial yang bisa membawa nama Indonesia berjaya di ajang Jakarta.
"Kami belum pernah berkesempatan mengumpulkan pemain di latihan pusat sejak saya menangani tim. Jadi baru kali ini mereka berkumpul dan memberi kami kesempatan mengenal mereka lebih jauh," ungkap Nafuzi Zain dikutip dari Berita Harian.
"Namun secara pribadi, saya sudah melihat kemampuan mereka lewat pantauan dan menonton pertandingan mereka di pertandingan kompetisi domestik," lanjut pelatih 46 tahun itu.
Nothing to Lose
Selain berlatih keras, Timnas Malaysia U-23 juga mengagendakan tiga laga uji coba sebelum bertolak ke Jakarta. Tiga klub Liga Super Malaysia akan menjadi lawan dalam uji coba, yaitu Melaka FC, Negeri Sembilan FC (NSFC), dan PDRM FC.
Nafuzi Zain optimistis timnya punya harapan yang cerah dalam persaingan di Piala AFF U-23 2025. Ia juga meminta skuadnya untuk bermain lepas selama turnamen, dengan target dari laga ke laga.
"Kami memiliki beberapa pemain dari Liga Super seperti Haqimi Azim Rosli (KL City FC), Ubaidullah Shamsul (TFC) dan Alif Izwan (Selangor FC). Sementara yang lain bermain di kompetisi divisi bawah seperti Piala Liga Malaysia dan Piala Presiden," lanjut sang pelatih.
"Jadi kami tidak memberikan semua beban kepada pemain Liga Super tetapi kami mengambil pendekatan bermain sebagai tim," pungkas Nafuzi.
Sumber: Berita Harian